Ya,
judulnya Nami I'm in Love, tapi bukan berarti ini aku mau bahas jatuh
cinta sama oppa - oppa di sana ya, aku masih cinta produk dalam
negeri kok (tapi kalo ada yang nawarin T.O.P atau GDragon Bigbang gak
nolak juga sih :p). Jadi ceritanya 2 tahun yang lalu aku, Mama, Papa,
Aldo, dan Dinand beserta keluarga tante aku liburan ke Seoul pas
bulan Desember. Kenapa perginya Desember? Pertama, aku sama adik -
adik aku baru dapat libur panjang kalau Desember. Kedua, papa mama
baru bisa libur agak panjang dari dari kerjaannya kalau pas Desember
soalnya orang - orang di kota asal ku pada keluar kota juga. Ketiga,
gara - gara penasaran sama yang namanya salju, selain itu juga pengen
lihat ada apa di Korea Selatan ini selain terkenal sama K-Pop dan
operasi plastiknya. Tempat - tempat yang kami kunjungi di Korea ini
ada Jeju Island, Nami Island, Teddy Bear Museum, Trick Art Gallery,
Namsan Seoul Tower, terus ada beberapa tempat lagi sih yang di
datengin tapi lupa namanya apa aja. Kali ini yang mau aku bahas
adalah Nami Island.
Nami
Island a.k.a Pulau Nami a.k.a 남이섬
(Namiseom)
a.k.a Naminara Republic, merupakan salah satu pulau dari Korea
Selatan. Bentuk dari pulau Nami ini apa bila dilihat dari atas
menyerupai 'half moon shaped', pulau Nami ini terletak di Chuncheon,
Korea Selatan. Apa yang bisa di lihat di Nami? Hmm, karena waktu aku
pergi itu lagi snowy jadi bunga yang ada di sana, daun - daun yang
ada di pohon pada rontok alias botak semua tinggal ranting pohonnya
aja. Tapi bukan berarti gara - gara botaknya si pohon terus hilang
deh indahnya, justru karena si pohon ini botak ada hal lain yang bisa
mengeluarkan keindahannya, salju yang nutupin pohon kelihatan seperti
penggantinya daun, biasanya yang dilihat kan hijau - hijau gitu, ini
putih semua. Agak 'ndeso' sih, tapi mau gimana lagi, memang bener
'ndeso' gak pernah nemu salju di Surabaya, mumpung ada nih puasin
foto - foto sama mainan salju. Di Nami ini selain pohon botak kita
juga bisa lihat yang lain lho. Pastinya buat yang penggemar film -
film Drama Korea gak asing lagi kan sama yang namanya Winter Sonata?
Drama yang satu ini memang kebanggaan Korea Selatan. Sejak drama ini
booming hingga masuk ke stasiun tv di luar negeri, drama Korea yang
lainnya pun mulai mengikuti dan semakin menjamur di kalangan dunia
terutama Asia. Chua & Iwabuchi (2008 : 143) bahwa
“Korean Pop culture has been spreading since the end of 1990s, and
the big boom of the Korean drama, Winter Sonata, brought a cultural
and social phenomenon called the Korean Wave, or Hanryu”
Pulau
Nami ini dulunya gak begitu terkenal, tetapi semua berubah ketika
pasukan shooting Winter Sonata menyerang, eit, berubahnya bukan ke
arah buruk kok, justru setelah pulau Nami ini di jadikan tempat
shooting Winter Sonata itu jadi banyak wisatawan baik asing maupun
lokal yang datang ke pulau Nami ini. Hal ini juga disebutkan dalam
(en.wikipedia.org, 06/01), bahwa “The
island, especially the Metasequoia path, was one of the main filming
locations of Korean Broadcasting System 2002 television drama series
Winter Sonata starring
Bae Yong Joon and
Choi Ji – Woo. It attracted 270,000 Korean and foreign visitors in
2001. After it was featured in the drama, it attracted 650,000
visitors in 2002. Since then the number of visitors has continued to
grow, reaching 2.3 million in 2012.”
Berkembangnya pariwisata pulau Nami ini di ikuti juga dengan di
tambahkannya beberapa fasilitas yang dapat para wisatawan gunakan
seperti bangku untuk duduk, kedai makanan dan minuman, toilet umum,
serta di sediakan juga toko souvenir bagi para wisatawan yang ingin
berbelanja oleh - oleh dari pulau Nami. Pulau Nami ini apabila
dilihat secara keseluruhan memang akhirnya menjadi tempat untuk
mengenang drama Korea Winter Sonata, karena hampir di semua spot foto
menerangkan adegan - adegan di drama tersebut. Agak penasaran juga
sih gimana Nami kalo lagi musim semi, pasti bagus banget, secara
botak aja udah bagus, gimana kalo lagi berbunga – bunga coba?
Penasaran?
Coba aja sempetin datengin nih pulau Nami kalo pas lagi ada di Korea
Selatan, dijamin gak nyesel.
Operational
Hours :
7.30
a.m - 9.30 p.m open all year
*
Recommended time to visit May, July, August, October
Admission
:
*
April - November
Untuk
wisatawan asing : W8,000 (tiket masuk W5,000 + round trip ferry
W3,000/tax included)
Untuk
wisatawan lokal : W10,000
Anak
- anak : Usia 3 - 13 tahun W4,000
Lewat
dari jam 7 malam : W4,000
*
Desember - Maret
Lewat
dari jam 6 malam : W6,000 (tiket masuk W3,000 + round trip ferry
W3,000/tax included)
Anak
- anak : Usia 3 - 13 tahun W3,000
Info
:
namisum.com
atau 02-1330 (KTO's helpline)
Reservations
: 02-753-1247
No comments:
Post a Comment